![]() |
Kesenian Reog |
Kunir, 28 Maret 2018. Kata yang sudah tidak
asing lagi bagi warga Lumajang, khususnya Lumajang bagian selatan. Sudah banyak
para pejuang kebudayaan yang masih exis untuk melestarikan kebudayaan daerah
khususnya seni REOG yang semakin hari semakin terlindas dan tersisihkan oleh
modernisasi. Ada yang menarik di desa Sukosari kecamatan kunir, terutama di
Dusun Sukodadi, ada dua paguyuban seni Reog yang masih exis, paguyuban seni
Reog DAMAR JINGGO dan SINGO ROJOWONO.
Adalah SEFRIN yang
usianya baru menginjak 22 tahun, warga Dusun Sukodadi RT 10 RW 3 Desa Sukosari
Kecamatan Kunir kabupaten Lumajang, masih muda, lajang, yang saat ini bertekad
melestarikan kebudayaan seni REOG yang baru dua bulan usia paguyuban seni Reog
yang dipimpinnya. Menurutnya, setelah bermusyawarah dengan para anggota dan
keluarga besar paguyuban reognya, ia memberi nama Paguyuban Seni Reog SINGO
ROJOWONO. Apa yang menjadi motifasinya sehingga dia (Seprin) diusianya yang
masih sangat belia sudah bertekad untuk menjadi Punggawa (baca: juragan Reog) paguyuban
Reog.

Menurut Sefrin, dia
sudah bertekad untuk melestarikan kebudayaan Seni Reog yang di pimpinnya,
meskipun tidak mudah untuk melaksanakan niatnya, namun dia optimis bisa
mengambil hati penggemarnya karena paguyuban yang dipimpinnya ini mayoritas
anggotanya masih seusianya dan berjanji akan menyuguhkan hiburan seni REOG yang
lebih modern dan atraktif. Dia akan banyak belajar dari paguyuban seni Reog
DAMAR JINGGO yang sudah bertahun tahun melanglang buana di Kabupaten Lumajang
maupun diluar Kabupaten Lumajang. Namun demikian, dia berharap mendapat perhatian
khusus dari pemerintah kabupaten Lumajang khususnya dinas Pariwisata Kabupaten
Lumajang untuk lebih memperhatikan nasib seniman seniman muda khususnya pegiat
seni Reog yang tersebar di seluruh Kabupaten Lumajang. Semangat dan bravo seni
Reog Kabupaten Lumajang. (Nanang)
0 komentar:
Posting Komentar