Pembakaran Besi |
Lumajang (Senin, 25/11). Kalau kita berbicara tentang kecamatan kunir maka kita tidak
lepas dari “PANDE BESI” (Pande Besi) ini adalah istilah bagi perajin yang
mengelolah/ membuat peralatan yang lazim di pakai mayoritas warga Indonesia
umunya dalam bidang pertanian misalnya, Cangkul, Pisau, Parang, Sabit dll.
Pandai
besi (perajin pande besi) di kecamatan
kunir ada sejati ratusan tahun yang lalu dan jumlahnya cukup banyak di tandai
dengan nama perajin pande besi yang sangat legendaries dan tidak asing lagi
pada seseorang yang mempunyai mpu
sanibin dari terkenalnya sang punya nama tersebut beliau lekat sekali dengan
hasil karya emasnya sehingga tak heran bila kalangan pwngumpul benda-benda
jaman dulumemasukkan pisau sanibinbsebagai koleksi yang paling antic dan banyak
di cari orang.
Besi panas yang siap dipukul |
Disini
kami tidak akan mengulas siapa mpu sanibin yang cukup legendaries tersebut
namun mpu sanibin ini adalah bukti bahwa
kecamatan kunir di akui ataupun tidak lelah membuktikan adalah sebagai kecamatan
yang mempunyai perajin pande besi yang sangat berkualitas yang patut menjadi
kebanggaan kita sebagai warga Kunir khususnya warga Lumajang pada umunya.
Kebanggaan apa yang selama ini ada pada kita merasa senang bila ada orang menyebut
nama “Mpu Sanibin”? karena beliau sebagai lambang kwalitas karya perajin Pande
Besi Kecamatan Kunir, marilah kita mulai berbenah bukti apa yang akan kita
berikan pada warga kita yang mulai tidak tersentuh oleh para bapak-bapak yang
bertanggung jawab pada kelanjutan usaha mereka di masa yang akan dating dengan
makin sulitnya persaingan di segala bidang tidak terkecuali bidang industri
dll.
Finishing Sabit |
Kami
sebagian bagian dari warga kecamatan Kunir hari ini telah memulai memperhatikan
nasib mereka, namun kami menyadani tulisan ini tidak akan berarti apa-apa untuk
merubah masa depan para mpu-mpu generasi Sanibin tapi setidaknya kami berharap
penerusnya bias bahu membahu dengan kami untuk memulai memikirkan
langkah-langkah strategis untuk merubah nasib mereka agar sama dengan
perajin-perajin yang lain di kota pisang ini.
By : Ali/Adi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar